A. DEFINISI
ü Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal
dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental.
ü Syndrome Down
adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan (Wikipedia indonesia).
ü Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu
kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental)
dan kelainan fisik (medicastore).
ü Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan
kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21
atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu).
ü Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenalai dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi
akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada
manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan down syndrom dilahirkan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan
oleh adanya kelebihan kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3
dari 21 kromosom menggantikan yang normal.95 % kasus syndrome down disebabkan
oleh kelebihan kromosom.
B.
EPIDEMIOLOGI
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal yang
paling banyak terjadi pada manusia. Angka kejadian pada tahun 1994 mencapai 1.0
- 1.2 per 1000 kelahiran dan pada 20 tahun yang lalu dilaporkan 1,6 per 1000
kelahiran. Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita yang
berusia diatas 35 tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan
angka kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dari orang hitam
(Soetjiningsih).
Sumber lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000
kelahiran, ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi
mental sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang
berusia lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda
(Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI).
Kejadian sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800
hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada 2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for
Disease Control) menganggarkan kadar sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di
Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari penyebab sindrom down adalah kromosom 21. Sindrom
Down berlaku dikalangan semua ethnik dan semua golongan tahap ekonomi. memberi
kesan kepada risiko kehamilan bayi dengan sindrom Down. Pada ibu berusia antara
20 hingga 24, risikonya adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya adalah 1/60, dan
pada usia 49 risikonya adalah 1/11. Sungguhpun risiko meningkat dengan usia
ibu, 80% kanak-kanak dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita bawah usia 35,
menunjukkan kesuburan keseluruhan kumpulan usia tersebut. Selain usia ibu,
tiada faktor risiko lain diketahui (wikipedia melayu)
C.
ETIOLOGI
Penyebab sindrom down adalah adanya kelainan kromosom
yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non Disjunction sewaktu osteogenesis ( Trisomi )
2. Translokasi kromosom 21 dan 15
3. Postzygotic non disjunction ( Mosaicism )
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan
kromosom ( Kejadian Non Disjunctional
) adalah :
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan
adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan
syndrom down.
2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang
melahirkan ank dengan syndrome down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum
terjadi konsepsi.
3. Infeksi Dan Kelainan Kehamilan
4. Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan
dengan tiroid.
5. Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat
perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom.
Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar
hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan
konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba
sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
6. Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik,
organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.
D.
GEJALA
KLINIS
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit
sindrom down pada umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan
sindrom down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Anak-anak yang
menderita sindroma Down memiliki penampilan yang khas:
ü Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil dengan
bagian belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
ü Lesi pada iris
mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-lipat
(lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar.
ü Kepalanya lebih
kecil daripada normal. (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta Leher pendek
dan besar
ü Pada bayi baru
lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease (kelainan jantung bawaan).
kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan
cepat.
ü Hidungnya datar
(Hidung kemek/Hipoplastik) lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur serta
mulut yang selalu terbuka.
ü Tangannya pendek
dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali hanya memiliki
satu garis tangan pada telapak tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
ü Jarak ibu jari
kaki dengan jari kedua lebar
ü Jari kelingking
hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam (Plantar Crease).
ü Telinganya kecil
dan terletak lebih rendah
ü Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita sindroma Down tidak pernah
mencapai tinggi badan rata-rata orang dewasa)
ü Keterbelakangan
mental.
ü Hiper
fleksibilitas.
ü Bentuk palatum
yang tidak normal
ü Kelemahan otot
Namun tidak semua ciri – ciri di atas akan terpenuhi pada
penderita penyakit sindrom down, berdasarkan penelitian terakhir orang dengan
penyakit sindrom down juga dapat mengukir prestasi seperti kebanyakan orang
yang normal.
Gejala-Gejala Lain :
1. Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih
pendek dari anak yang umurnya sebaya.
2. Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
3. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun,
dagu kecil yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan
jari-jari pendek.
4. Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung
bawaan.
Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti
atresia esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa
memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala
seperti itu anak dapat mengalami komplikasi retardasi mental, kerusakan hati,
bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi saluran nafas berulang, kelainan GI.
Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan
syaraf pusat)
2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat
ganda tanpa terkendalikan).
Penyebab
1. Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47
kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada
ditempat yang tidak normal)
2. Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th)
kemungkinan melahirkan bayi dengan down syndrome.
3. Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim
daya tahan tubuh selama ibu hamil.
E. TUMBUH KEMBANG PADA ANAK SINDROM DOWN
Anak-anak penderita syndrome mongoloid atau down's
syndrome memiliki keterlambatan pada hubungan sosial, motorik, serta
kognitifnya, sehingga dapat dikatakan bahwa anak ini mengalami keterlambatan
pada semua aspek kehidupannya. Tetapi anak yang menderita penyakit sindrom down
memiliki tingkatan yang berbeda – beda, yaitu dari tingkatan yang tinggi hingga
yang paling rendah. Pada segi intelektualnya anak sindrom down dapat menderita
retardasi mental tetapi juga ada anak dengan itelejensi normal, tetapi
kebanyakan anak dengan sindrom down memiliki retardasi dengan tingkat rindgan
hingga sedang. Pada perkembangan tubuhnya, anak sindrom down bisa sangat pendek
tetapi bisa sangat tinggi. Serta anak sindrom down bisa menjadi sangat aktif
dan juga bisa menjadi sangat pasif.
Sekalipun demikian kecepatan pertumbuhan anak
dengan sindrom down lebih lambat dibandingkan dengan anak yang normal, sehingga
perlu dilakukan pemantauan terhadap pertumbuhannya secara berkelanjutan. Kita
perlu memantau kadar hormon tiroid bila pertumbuhan anak tidak sesuai dengan
usia. Selain itu kita juga dapat memantau perkembangan organ – organ
pencernaan, nungkin terdapat kelainan di dalamnya. Atau mungkin terdapat
kelainan pada organ jantung yaitu penyakit jantung bawaan.
F.
PATOFISIOLOGI
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrome
down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan
“non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
G.
PROGNOSIS
44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun.
Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang
mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari
populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan
hidup setelah umur 44 tahun.
Anak syndrome down akan mengalami beberapa hal berikut :
1. Gangguan tiroid
2. Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang
dan otitis serosa
3. Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa
dan kornea
4. Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan,
penurunan kecerdasan danperubahan kepribadian)
G. PENCEGAHAN
1. Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan
yang dicurigai akan sangat membantu mengurangi angka kejadian sindrom down.
2. Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan “ gene
targeting “ atau yang dikenal juga sebagai “ homologous recombination “ sebuah
gen dapat dinonaktifkan.
H. DIAGNOSIS
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi
adanya kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu
menegakkan diagnosa ini, antara lain:
1. Pemeriksaan fisik penderita
2. Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir
sebagai 46 autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan
XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada
sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi atau
translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi
adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
3. Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan
fontela terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
4. ECG (terdapat kelainan jantung)
5. Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
6. Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood
sampling) salah satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan
penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan
monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
7. Penentuan aspek keturunan
8. Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion
atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas
35 tahun keatas
9. Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya
tampak keriput.
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap
perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari
sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
a. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk
mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b. Pemeriksaan Dini
untuk Pendengaran Biasanya terdapat gangguan pada
pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini
sejak awal kehidupannya. untuk
Penglihatan Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
c. Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan
mengalami gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan
prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu
adanya kerjasama dengan ahli gizi.
d. Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa
keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina
servikalis)
2. Pendidikan
a. Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom
down adalah membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk
tempat pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni
fisik, akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di dalam
ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat
dunia sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b. Taman bermain atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui
pengadaan ruang berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti : Cooperative
Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman
c. Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program
intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan bagi anak dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari
stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan
petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak akan mampu
menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang
lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan mental.
3. Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua
singkat, karena kita memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan
kerena kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal
ini perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang
tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang
diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki
hak yang sama dengan anak normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang
diberikan antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi
masalah tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi
motorik, perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga penjelasan tentang
kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko kehamilan
berikutnya.
F. DIAGNOSIS
F. DIAGNOSIS
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi
adanya kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu
menegakkan diagnosa ini, antara lain:
1. Pemeriksaan fisik penderita
2. Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa
hadir sebagai 46 autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan
aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada
sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi atau
translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi
adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
3. Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic,
sutura dan fontela terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
4. ECG (terdapat kelainan jantung)
5. Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
6. Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood
sampling) salah satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan
penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan
monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
7. Penentuan aspek keturunan
8. Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan
amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia
diatas 35 tahun keatas
9. Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit
biasanya tampak keriput.
G. PENATALAKSANAAN
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap
perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari
sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
a. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk
mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b. Pemeriksaan Dini
untuk
Pendengaran Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal
kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
untuk Penglihatan Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
untuk Penglihatan Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
c. Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan
mengalami gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan
prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu
adanya kerjasama dengan ahli gizi.
d. Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa
keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina
servikalis)
2. Pendidikan
a.
Pendidikan
khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom
down adalah membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk
tempat pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni
fisik, akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di dalam
ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat
dunia sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b. Taman bermain atau taman kanak – kanak
b. Taman bermain atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui
pengadaan ruang berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti : Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku
pemalu dan penyendiri.
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman
c. Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program
intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan bagi anak dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari
stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan
petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak akan mampu
menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang
lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan mental.
3. Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua
singkat, karena kita memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan
kerena kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal
ini perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang
tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang
diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki
hak yang sama dengan anak normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar