A. DEFINISI
Cerebral palsy adalah ensefalopatistatis yang
mungkin di definisikan sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif,sering
disertai dengan epilepsy dan ketidak normalan bicara,penglihatan, dan
kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang.
(Behrman:1999,hal 67-70)
Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik
yang disebabkan oleh abnormalitas system motor piramida (motor kortek,basal
ganglia dan otak kecil)yang ditandai dengan kerusakan pergerakan dan postur
pada serangan awal.
(Suriadi Skep : 2006,hal 23-27)
Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang
kekal dan tidak progresif,terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan)
serta merintangi perkembangan otak normal denga gambaran klinik dapat berubah
selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan,disertai
kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal dan
sebelum juga kelainan mental.
(Ngastiyah : 2000,hal 54-56)
Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan
yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel
motorik didalam susunan saraf pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat
kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
(Yulianto : 2000,http:// www.medicastore .com)
Cerebral palsy adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan buruknya pengendalian otot,kekakuan,kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf
lainnya.
(Santi wijaya :1999,http:// www.pediatrik
.com)
B. ETIOLOGI
Penyebab Cerebral palsy dapat dibagi menjadi dalam
3 bagian :
1. Pranatal
1. Infeksi intrauterin :
TORCH,sifilis,rubella,toksoplasmosis,sitomegalovirus
2. Radiasi
3. Asfiksia intrauterin (abrupsio plasenta
previa,anoksia maternal,kelainan umbilicus,perdarahan plasenta,ibu
hipertensi,dan lain-lain)
4. Toksemia grafidarum
2. Perinatal
a. Anoksia/hipoksia
b. Perdarahan otak
c. Prematuritas
d. Ikterus
e. Meningitis purulenta
3. Postnatal
a. Trauma kepala
b. Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan
pertama kehidupan
c. Racun : logam berat
d. Luka Parut pada otak pasca bedah
Beberapa penelitian menyebutkan factor pranatal dan
perinatal lebih berperan dari pada factor pascanatal.Studi oleh nelson
dkk(1986) menyebutkan bayi dengan berat lahir rendah,asfiksia saat
lahir,iskemia pranatal,faktor penyebab Cerebral palsy.
Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai
saat akhir,sedangkan factor perinatal yaitu segala faktor yang menyebabkan
Cerebral palsy mulai dari lahir sampai satu bulan kehidupan.Sedangkan faktor
pascanatal mulai dari bulan pertama kehidupan sampai 2 tahun.(Hagbreg
dkk,1975),atau sampai 5 tahun kehidupan (Blair dan Stanley,1982),atau sampai 16
tahun (Perlstein,Hod,1964)
C. GEJALA
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun
dan pada kasus yang berat,bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
Gejalanya bervariasi,mulai dari kejanggalan yang
tidak tampak nyata sampai kekakuan yang berat,yang menyebabkan bentuk lengan
dan tungkai sehingga anak harus memakai kursi roda.
Cerebral palsy Dibagi menjadi 4 kelompok :
1. Tipe spastic atau pyramidal (50% dari semua
kasus CP,otot-otot menjadi kaku dan lemah
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a) HIpertoni (fenomena pisau lipat)
b) Hiperrefleksi yag disertai klonus
c) Kecenderungan timbul kontraktur
d) Reflex patologis
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai
berikut :
a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi
yang sama
b) Spastik diplegia,mengenai keempat anggota
gerak,anggota gerak atas sedikit lebih berat.
c) Kuadriplegi,mengenai keempat anggota
gerak,anggota gerak atas sedikit lebih berat.
d) Monopologi,bila hanya satu anggota gerak.
e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak
atas dan dua anggota gerak bawah,biasanya merupakn varian dan kuadriplegi.
2. Tipe disginetik (koreatetoid,20% dari semua
kassus CP),otot lengan,tungkai dan badan secara spontan bergerak
perlahan,menggeliat dan tak terkendali;tetapi bisa juga timbul gerakan yang
kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk,gerakan
akan menghilang jika anak tidur.
3. Tipe ataksik, (10% dari demua kasus CP)terdiri
dari tremor,langkah yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan
kooordinasi dan gerakan abnormal.
4. Tipe Campuran (20% dari semua kasus
CP),merupakan gabungan dari 2 jenis diatas ,yang sering ditemukan adalah
gabungan dari tipe spastik dan koreoatetoid.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional :
1) Ringan :
Penderita masih bisa melakukan pekerjaan/aktifitas
sehari-hari sehingga sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan
bantuan khusus.
2) Sedang
Aktifitas sangat terbatas.penderita membutuhkan
bermacam-macam bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus
dirinya sendiri,dapat bergerak dan berbicara. Dengan pertolongan secara
khusus,diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri,berjalan atau berbicara
sehingga dapat bergerak,bergaul ,hidup di tengah masyarsakat dengan baik.
3) Berat
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas
fisik dan tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan
atau pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya.sebaiknya
penderita seperti ini ditampung dengan retardasi mental berat,atau yang akan
menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi keluarganya maupun
lingkungannya.
Gejala lain yang juga bisa dimukan pada CP :
Kecerdasan dibawah normal
Keterbelakangan mental
Kejang/epilepsy (trauma pada tipe spastik)
Gangguan menghisap atau makan
Pernafasan yang tidak teratur
Gangguan perkembangan kemampauan motorik
(misalnya menggapai sesuatu, duduk , berguling ,merangkak , berjalan)
Gangguan berbicara (disatria)
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Kontraktur persendian
Gerakan menjadi terbatas
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari
bagian dan luas jaringan otak yang mengalami kerusakan :
1. Spastisitas
Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang
disertai dengan klonus dan reflek Babinski kerusakan yaitu :
a. Monoplegia / monoparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi salah satu
anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.
b. Hemiplegia / hemiparisis
Kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama.
c. Diplegia / diparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi tungkai lebih
hebat dari pada lengan.
d. Tetraplegia / tetraparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi lengan lebih
atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai yang lain.
2. Tonus otot yang berubah
Bayi pada usia bulan pertama tampak flasid dan
berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampakseperti keainan pada “lower
motor neuron“ menjelang umur 1 tahun berubah menjadi tonus otot dari rendah
hingga tinngi. Golongan ini meliputi 10-20% dari kasus “cerebral palsy”
3. Ataksia
Ialah gangguan koordinasi kerusakan terletak di
serebulum, terdapat kira-kira 5% dari kasus “cerebral palsy”
4. Gangguan pendengaran
Terdapat pada 5-10% anak dengan “cerebral
palsy”.gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi,sehingga
sulit menangkap kata-kata.
5. Gangguan bicara
Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi
mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya dibibir dan dilidah menyebabkan
sukar mengontrol otot-otot sehingga sulit membentuk kata-kata dan sering tampak
anak berliur.
6. Gangguan mata
Biasanya berupa strabismus convergen dan kelainan
refraksi, asfiksia berat, dapat terjadi katarak, hampir 25% penderita “cerebral
palsy” menderita kelainan mata.
E. PATOFISIOLOGI
- Adanya malformasi pada otak, penyumbatan pada vaskuler, atropi, hilangnya neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkan narrower gry, saluran sulci dan berat otak rendah.
- Anoxia merupakan penyebab yang berarti dengan kerusakan otak, atau sekunder dari penyebab mekanisme yang lain. CP (Cerebral Palsy) dapat dikaitkan dengan premature yaitu spastic displegia yang disebabkan oleh hypoxic infarction atau hemorrhage dalam ventrikel.
- Type athetoid / dyskenetik disebabkan oleh kernicterus dan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, adanya pigmen berdeposit dalam basal ganglia dan beberapa saraf nuclei cranial. Selain itu juga dapat terjadi bila gangsal banglia mengalami injury yang ditandai dengan idak terkontrol; pergerakan yang tidak dosadari dan lambat.
- Type CP himepharetic, karena trauma pada kortek atau CVA pada arteri cerebral tengah. Cerebral hypoplasia; hipoglicemia neonatal dihubungkan dengan ataxia CP.
- Spastic CP yang paling sering dan melibatkan kerusakan pada motor korteks yang paling ditandai dengan ketegangan otot dan hiperresponsif. Refleks tendon yang dalam akan meningkatkan dan menstimulasi yang dapat menyebabkan pergerakan sentakan yang tiba-tiba pada sedikit atau semua ektermitas.
- Ataxic CP adanya injury dari serebelum yang mana mengatur koordinasi, keseimbangan dan kinestik. Akan tampak pergerakan yang tidak terkoordinasi pada ekstremitas aras bila anak memegang / menggapai benda. Ada pergerakan berulang dan cepat namun minimal.
- Rigid / tremor / atonic CP ditandai dengan kekakuan pada kedua otot fleksor dan ekstensor. Type ini mempunyai prognosis yang buruk karena ada deformitas multiple yang terkait dengan kurangnya pergerakan aktif.
- Secara umum cortical dan antropy cerebral menyebabkan beratnya kuadriparesis dengan retardasi mental dan microcephaly.
Prenatal
Infeksi intra uterin
Radiasi
Asfiksia intrauterin
Toksemia gravidarum
Perinatal
Anoksia/hipoksia
Perdarahan
Prematuritas
Ikterus
Meningitis purulenta
Post natal
Trauma kepala
meningitis
otak
Bilirubin masuk ke ganglion basal
Kernicterus & peny.hemolitik
Pigmen berdeposit dalam ganglia basal
Injury basal ganglia
Kerusakan jaringan otak tetap
Penyumbatan CSS
Penekanan kortek serebri
Perdarahan diruang subdural
hidrosefalus
Kelumpuhan spastik
Perdarahan diruang subarakhnoid
F. KOMPLIKASI
Kelainan
|
Frekuensi
|
Tipe Cerebral Palsy
|
1. Retardasi mental
2. Epilepsi
3. Kelainan Virus
Strabismus
Kelalinan refraksi
Hemianopsia
4. Kelainan pendengaran
5. Disartria
6. Kelainan kortikal sensori
7. Pertumbuhan ekstremitas
tidak simetris
8. Skoliosis
9. Dismofogenesis
10. Kontraktur sendi
11. Defisit persepsi
|
75%
25-50%
75%
25-50%
25%
25%
25%
25-50%
25-50%
25%
25%
7%
25-50%
|
Atonik,
rigid, spastik kuadriparesis
Hemiplegra,
spastik kuadriparesis
Spastik
diplegra dan kuadriparesis
Spastes
atheroid
Hemiplegra
Post kern
ikterus
Athetoid,
spastik kuadriparesis
Hemiplegra
Hemiplegra
Spastik yang
berat, spastik athetoid
Spastik
Spastik
Spastik
|
G. DIAGNOSIS
BANDING
1. Mental subnormal
2. Retardasi motorik terbatas
3. Tahanan volunter terhadap
gerakan pasif
4. Kelainan persendian
5. Cara berjalan yang belum
stabil
6. Gerakan normal
7. Berjalan berjinjit
8. Pemendekan kongenital pada
gluteus maksimus, sastrak nemius atau hamstring
9. Kelemahan otot-otot pada
miopati, hipotoni atau palsy erb
10. Lain penyebab dari gerakan
involunter
11. Penyakit-penyakit
degeneratif pada susunan saraf
12. Kelainan pada medala
spinalis
13. Sindrom lain
H.
PENGOBATAN / TERAPI
Tapi tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang
berlangsung seumur hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa
hidup semandiri mungkin.
Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada
gejala dan bisa berupa :
- Terapi fisik
- Loraces (penyangga)
- Kaca mata
- Alat bantu dengar
- Pendidikan dan sekolah khusus
- Obat anti kejang
- Obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan) : baclofen dan diazepam
- Terapi okupasional
- Bedah ortopedik / bedah saraf, untuk merekonstruksi terhadap deformitas yang terjadi
- Terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi masalah makan
- Perawatan (untuk kasus yang berat)
Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang
berat, banyak anak dengan cp yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah
biasa. Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas.pendidikan khusus dan
selalu memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur
persendian yang semakin memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan
pembedahan. Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang makanan dan
untuk mengendalikan pefluks gastroesofageal.
Prognosis
Dinegara yang telah maju misalnya Inggris dan
Skandinavia, terdapat 20-25% pasien palsi serebral sebagai buruh penuh dan
30-50% tinggal di institusi palsi serebral. Prognosis pasien dengan manifestasi
motor yang ringan baik, makin banyak manifestasi penyertanya dan makin baik
berat manifestasi motornya, makin buruk prognosisnya.
ASUHAN
KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Identifikasi anak yang
mempunyai resiko
Angka kejadian sekitar 1-5
per 1000 anak
2. Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak
daripada wanita
3. Kap iritabel anak,
kesukaran dalam makan, perkembangan terlambat, perkembangan pergerakan kurang,
postur tubuh yang abnormal, refleks bayi yang persisten, ataxic, kurangnya
tonus otot.
4. Monitor respon untuk
bermain
5. Kap fungsi intelektual anak
Pemeriksaan Fisik
Muskuluskeletal : -
spastisitas
- ataksia
Neurosensory : - gangguan
menangkap suara tinggi
- gangguan bicara
- anak berliur
- bibir dan lidah terjadi gerakan dengan sendirinya
- strabismus konvergen dan kelainan refraksi
Eliminasi : - konstipasi
Nutrisi : - intake yang
kurang
Pemeriksaan Laboratorium dan
Penunjang
Pemeriksaan pendengaran
(untuk menetukan status pendengaran)
Pemeriksaan penglihatan
(untuk menentukan status fungsi penglihatan)
Pemeriksaan serum, antibody
: terhadap rubela, toksoplasmosis dan herpes
MRI kepala / CT scan
menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaaan : dapat membantu
melokalisasi lesi, melihat ukuran / letak ventrikel.
EEG : mungkin terlihat
gelombang lambat secara fokal atau umum (ensefalins) / volsetasenya meningkat
(abses)
Analisa kromosom
Biopsi otot
Penilaian psikologik
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cidera b/d gangguan
pada fungsi motorik
2. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d kesukaran menelan dan meningkatnya aktivitas
3. Gangguan aktivitas b/d
kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif
4. Resiko tinggi terhadap
trauma b/d ataksia dan kelemahan umum
5. Perubahan perfusi jaringan
b/d edema serebral yang mengubah / menghentikan aliran darah arteri / vena
6. Resiko tinggi terhadap
infeksi b/d penekanan respon inflamasi (akibat – obat)
7. Kurangnya pengetahuan b/d
perawatan dirumah dan kebutuhan terapi
III. INTERVENSI
1. Resiko cidera b/d gangguan
pada fungsi motorik
Tujuan : setelah dilaksanakan perawatan, diharapkan
berkurangnya resiko cidera.
Kriteria hasil : - menyatakan pemahaman faktor yang
menyebabkan cidera
- menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk
menurunkan faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cidera.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Ajarkan
pola makan yang teratur
Anjurkan
untuk berpartisipasi dalam program latihan / kegiatan, pertahankan kebersihan
mulut anak
Kolaborasi
dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
|
Memberikan
intake yang adekuat dan menghindari terjadinya komplikasi / memperberat
penyakit lebih lanjut
Meningkat
kerja sistem endorphin sehingga meningkatkan kemauan untuk makan
Meningkatkan
gizi anak
|
2. Perubahan nutrisi kurang
dari kebuthan tubuh b/d kesukaran menelan dan meningkatnya aktivitas
Tujuan : setelah dilaksanakan perawatan, klien diharapkan
nutrisi menjadi adekuat.
Kriteria hasil : - adanya kemajuan peningkatan berat
badan
- tidak mengalami tanda-tanda malnitrisi
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Ajarkan
gerakan Px dalam melaksanakan ADL
Bantu Px
untuk memenuhi kebutuhannya
Perhatikan
posisi penderita pada waktu istirahat / tidur
|
Mengurangi
terjadinya cidera yang dapat memperparah kondisi Px
Anak
mempunyai banyak kebutuhan yang tidak dapat dilakukan sendiri karena
keterbatasan
Untuk
mencegah kontraktor
|
3. Gangguan aktifitas b/d
kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif
Tujuan : setelah dilaksanakan perawatan, tidak terjadi
gangguan aktivitas lagi.
Kriteria hasil : - aktivitas berjalan normal
- tidak ada keluhan terhadap gerakan yang dilakukan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Berikan
aktifitas ringan yang dapat dikerjakan anak
Libatkan
anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktifitas yang diinginkan
Kolaborasi
dengan ahli fisioterapi
Anjurkan
keluarga turut membantu program latihan di rumah
|
Anak dapat
meningkatkan kemampuan yang dimiliki anaknya walaupun terbatas
Membantu
pemenuhan kebutuhan
|
4. Kurangnya pengetahuan b/d
perawatan dirumah dan kebutuhan terapi
Tujuan : setelah dilaksanakan perawatan, diharapkan
pengetahuan akan perawatan dan terapi meningkat.
Kriteria hasil : - menyatakan pemahaman terhadap
perawatan dirumah dan kebutuhan terapi
- melakukan perilaku / perubahan pola hidup untuk
memperbaiki status kesehatan
- kebutuhan terapi dapat dipenuhi
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Berikan
informasi dalam bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhana
Diskusikan
mengenai kemungkinan proses penyembuhan yang lama
Berikan
informasi tentang kebutuhan untuk diet tinggi protein / karbohidrat yang
dapat diberikan / dimakan dalam jumlah kecil tetapi sering
|
Menurunnya
rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untuk menerima /
memproses dan mengingat / menyimpan informasi yang diberikan
Proses
pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa minggu / bulan dan informasi yang
tepat mengenai harapan dapat menolong pasien untuk mengatasi
ketidakmampuannya dan juga menerima perasaa tidak nyaman yang lama
Meningkatkan
proses penyembuhan, makan-makanan jumlah kecil tetapi sering akan memerlukan
kalori yang sedikit pada proses metabolisme, menurunkan iritasi lambung dan
mungkin juga meningkatkan pemasukan secara total
|
IV. IMPLEMENTASI
1. Resiko cidera b/d gangguan
pada fungsi motorik
Mengajarkan pola makan yang
teratur
Menganjurkan untuk
berpartisipasi dalam program latihan / kegiatan
Mempertahankan kebersihan
mulut anak
Mengkolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian nutrisi
2. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d kesukaran menelan dan meningkatnya aktifitas
Mengajarkan gerakan Px dalam
melaksanakan ADL
Membantu Px untuk memenuhi
kebutuhannya
Memperhatikan posisi
penderita pada waktu istirahat / tidur
3. Gangguan aktifitas b/d
kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif
Memberikan aktivitas ringan
yang dapat dikerjakan anak
Melibatkan anak dalam
mengatur jadwal harian dan memilih aktifitas yang diinginkan
Mengkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
Menganjurkan keluarga turut
membantu program latihan dirumah
4. Kurangnya pengetahuan b/d
perawatan dirumah dan kebutuhan terapi
Memberikan informasi dalam
bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhan
Mendiskusikan mengenai
kemungkinan proses penyembuhan yang lama
Memberikan informasi tentang
kebutuhan untuk diet tinggi protein / karbohidrat yang dapat diberikan /
dimakan dalam jumlah kecil tetapi sering.
V. EVALUASI
Menyatakan pemahaman faktor
yang menyebabkan cidera
Tidak mengalami tanda-tanda
malnutrisi
Aktifitas berjalan dengan
normal
Adanya kemajuan peningkatan
berat badan